Search This Blog

Monday, November 9, 2015

"Kondisi Dilematis Mahasiswa"



Hidup ini selalu dihiasi dengan pilihan. Setiap pilihan yang kita putuskan akan berdampak positif atau negatif terhadap tujuan yang kita inginkan. Sehingga dibutuhkan suatu perencanaan dan pertimbangan yang matang sebelum menetapkan suatu keputusan. Katakana saja setiap hari kita harus memikirkan dan merencanakan apa yang akan kita lakukan esok, lusa dan seterusnya.
 Menjadi mahasiswa juga merupakan suatu pilihan. Ketika duduk dibangku sekolah kita dihadapkan pada banyak pilihan, apakah lanjut ke pendidikan tinggi, menjadi buruh, atau sesuatu yang lain. Namun, dengan memilih menjadi mahasiswa ternyata malah memperpanjang daftar pilihan yang harus kita pikirkan baik-baik. Menjadi mahasiswa kita diberi amanah dengan mengemban status “maha”, yang artinya status, karakter, peran, fungsi dan tanggung jawab kita pun bertambah. Setiap pribadi mahasiswa memiliki berbagai lakon yang harus dijalani. Tak jarang kita dihadapkan pada kondisi yang dilematis bahkan menghadirkan banyak konflik dalam diri kita sendiri.

Sebagai seorang individu kita memiliki cita-cita, harapan masa depan dan kebebasan untuk menjadi apa saja yang diinginkan. Namun, berbeda ketika kita berperan sebagai seorang anak yang mempunyai tanggungjawab terhadap orang tua untuk berbakti dan membahagiakannya. Orang tua memiliki harapan besar pada kita, contohnya keinginan orang tua untuk melihat anaknya cepat menyelesaikan studinya, cepat mendapatkan pekerjaan, cepat mendapatkan financial yang layak, untuk kehidupan yang lebih layak. 

Berbeda juga dalam kehidupan bermasyarakat, kita dihadapkan pada tanggungjawab intelektualitas. Kita mengemban peran untuk melaksanakan fungsi agent of change, social of control dan moral force yang senantiasa mengawasi jalannya roda kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita dihadapkan pada realitas kebangsaan dimana ketertindasan rakyat dan ketidakadilan masih saja terjadi. 

Seringkali lakon yang harus dijalani baik sebagai individu, sebagai anggota keluarga (anak) dan sebagai anggota masyarakat harus berbenturan. Kita dihadapkan pada pilihan tentang lakon apa yang harus kita prioritaskan untuk dijalani. Apakah kepentingan kita sebagai individu?? Atau kepentingan keluarga yang memiliki harapan besar pada kita?? Ataukah kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara ini??

Lakon yang dijalani mahasiswa memang sangat kompleks, namun bukan berarti membuat kita justru pesimis, membuat kita takut dalam bergerak. Rumit memang, namun bukan untuk dipersalahkan. Kita hanya perlu mengelola kondisi kemahasiswaan kita menjadi sebuah semangat, optimisme untuk memberikan bunga-bunga yang lebih indah lagi ditiap dinding kehidupan kita.

0 comments:

Post a Comment