Search This Blog

Sunday, November 8, 2015

"Kampus --> Mahasiswa Ideal"



“Ketika aku muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah. Maka cita-cita itu pun agak kupersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku, namun tampaknya hasrat itupun tiada hasilnya. Ketika usiaku semakin senja, dengan semangat yang masih tersisa kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku tapi celakanya, mereka pun tidak mau dirubah dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang tiba-tiba kusadari. Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu mengubah negeriku. Kemudian siapa tahu, aku pun bahkan bisa mengubah dunia”. Kalimat tersebut adalah kalimat yang pernah diutarakan Elmir Amien, seorang Bishop Anglikan. Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno, saat ia muda juga mengatakan “Dan jikalau kita semua insyaf, bahwa dalam percerai-beraian itu letaknya benih perbudakan kita; jikalau kita semua insyaf, bahwa permusuhan itulah yang menjadi asal kita punya ‘via dolorosa’; jikalau kita semua insyaf, bahwa Roh Rakyat Kita masih penuh kekuatan untuk menjujung diri menuju Sinar yang Satu yang berada di tengah-tengah kegelapan-gumpita yang mengelilingi kita ini,-- maka pastilah Persatuan itu terjadi, dan pastilah Sinar itu tercapai juga. Sebab Sinar itu dekat!”
Kalimat dua tokoh di atas adalah kalimat yang memiliki makna mendalam yang hendaknya menjadi inspirasi bagi setiap orang bangsa ini khususnya civitas akademika kampus untuk membangkitkan kembali Indonesia dari keterpurukan dan krisis multidimensional yang berkepanjangan. Sudah saatnya bangsa Indonesia menumbuhkembangkan kembali segala potensi yang keberadaanya semakin terpuruk.
 Perguruan Tinggi (PT) yang senantiasa menjunjung tinggi pancasila sebagai suatu dasar gerak dalam mengarungi bahtera pendidikan tentunya akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang tidak lain adalah cita-cita pendidikan bangsa ini. Permasalahan hari ini yang hadir di berbagai kampus adalah kurangnya implementasi-implementasi dari konsep cerdas yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Namun, kondisi kemahasiswaan  hari ini jauh dari harapan-harapan bambu runcing yang memerdekakan bangsa ini.
Mahasiswa adalah generasi yang paling riil untuk melanjutkan tonggak estafet pembangunan bangsa Indonesia ke arah yang lebih sejahtera dan bermartabat. Oleh karena itu kita membutuhkan sosok mahasiswa ideal yang memiliki jiwa loyalitas, integritas, dan kapabilitas yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya, bukan sosok mahasiswa karbitan dengan pemikiran yang serba instan dan jiwa yang kerdil. Untuk melahirkan mahasiswa ideal, tentunya harus ditopang dengan akhlak, moral yang baik, tingkat ilmu pengetahuan, wawasan, pola pikir, serta nilai pengabdian yang tinggi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi ditengah masyarakat.
 Kampus sebagai salah satu institusi pendidikan bertanggung jawab untuk mewujudkan manusia ideal yang dicita-citakan bangsa ini. Kerjasama seluruh civitas akademika kampus baik pihak birokrasi maupun lembaga kemahasiswaan berperan penting dalam melahirkan mahasiswa ideal. Sehingga  diperlukan suatu usaha sadar dan terus menerus dalam menyiapkan mahasiswa dalam suatu sistem pendidikan/pengkaderan yang terencana, terarah, terpadu, bertingkat dan berkesinambungan. Dengan demikian diharapkan terbentuknya mahasiswa yang memiliki kompetensi yang dicita-citakan.

0 comments:

Post a Comment