Realitas Perikanan
Indonesia Saat Ini
Nenek moyangku seorang pelaut. Gemar
mengarung luas samudera. Menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah
biasa. Meskipun lagu nostalgia itu sudah lama tak biasa lagi terdengar dan
diajarkan di sekolah-sekolah, syair lagunya membawa saya mengingat kembali
bahwa sesungguhnya nelayan harus menjadi profesi kebanggaan di negeri bahari Bumi
Nusantara Indonesia ini.
Indonesia
merupakan Negara yang memiliki berbagai macam potensi pada sektor perikanan.
Sebut saja lautnya luas, garis pantai panjang, sumber daya alam hayati melimpah
dan secara kultural masyarakat kita berasal dari nenek moyang pelaut. Namun,
sungguh ironis jika kita melihat realitas yang terjadi di lapangan berbanding
terbalik dengan potensi yang dimiliki negara kita.
Sumber
daya perikanan yang potensial sebagai alternatif pangan dan mampu
menggenjot penerimaan ekonomi yang tinggi ternyata tidak tecermin dalam
kesejahteraan para pelaku perikanan. Nelayan Indonesia masih tergolong
kelompok masyarakat miskin. Hal ini menunjukkan stagnansi perikanan Indonesia.
Oleh sebab itu, perlu adanya suatu strategi yang bijak dalam menanggapi
mirisnya kondisi masyarakat perikanan Indonesia.
Industrialisasi Perikanan
Suatu
strategi yang bijak sudah barang tentu mampu untuk menjawab permasalahan
perikanan Indonesia. Strategi yang ditawarkan oleh penulis adalah dengan
melakukan Industrialisasi dengan menggerakkan seluruh potensi perikanan
nasional. Ini dicapai melalui pengembangan perikanan budi daya, perikanan
tangkap, dan pengolahan hasil produk perikanan. Strategi ini dilakukan dengan
pengembangan komoditas unggulan untuk meningkatkan nilai tambah produk secara
menyeluruh, mulai dari hulu sampai hilir, sehingga berdampak terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Polikulturalisasi
Pembangunan Perikanan
Kebijakan
perikanan pemerintah sejak 1960-an cenderung lebih diarahkan pada penyeragaman
sistem. Sebagai contoh, revolusi biru yang diterapkan pada pertambakan udang di
Indonesia, mengikuti pola revolusi hijau di sektor padi. Hanya satu jenis udang
saja yang ditebar di dalam tambak disertai input tinggi berupa
pestisida, antibiotik dan pakan buatan. Pada pertengahan 1990-an tambak udang
menghadapi epidemi virus udang yang berlangsung empat tahun dan menyebabkan
kematian udang hampir 100% terutama di Jawa, Sulawesi dan Sumatra. Ada dua hal
penting berkaitan dengan intensifikasi dan monokultur budi daya ini. Pertama, penggunaan pestisida kimia secara
terus-menerus dalam jangka panjang telah menimbulkan resistensi dan resurjensi
hama. Kedua, penggunaan satu varietas saja dalam
satu sektor perikanan membuat sistem perikanan rentan. Oleh karena itu, perlu
adanya suatu strategi polikulturalisasi yaitu paradigma pembangunan perikanan
harus berdasarkan keberagaman dan pengembangan agroekosistem berdasarkan
keunggulan lokal setiap daerah.
Untuk
mengimplementasikan strategi polikulturalisasi dalam belantara industrialisasi,
ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan oleh pemangku kebijakan, yaitu:
Pertama, kebijakan pembangunan pedesaan harus ramah
nelayan, ramah lingkungan dan adil dengan sasaran. Artinya masyarakat tambak
dan nelayan perlu mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan informasi pasar. Oleh
karena itu, pembangunan infrastruktur (telepon, Internet, listrik, jalan,
teknologi pengolahan yang tepat guna) yang terkait perlu diintensifkan di
pedesaan.
Kedua,
kebijakan perikanan harus didasarkan pada keunggulan komparatif lokal. Artinya,Target
yang dibuat ditingkat nasional tidak harus dibebankan kepada tingkat lokal,
terutama bila target tersebut dicapai melalui teknologi yang merusak sumber
daya alam dan sistem lokal.
Ketiga, kebijakan perikanan harus dirumuskan melalui konsultasi
partisipatif dengan akar rumput. Artinya, dalam pembuatan kebijakan perikanan,
hak sosial, ekonomi dan kultural masyarakat tambak dan nelayan harus dilindungi.
Misalnya pada hak ekonomi, masyarakat tambak dan nelayan perlu mendapatkan insentif
ekonomi berupa keringanan pajak, subsidi atau dukungan politik bagi perusahaan
perikanan dan investasi di bidang industri.
Perluasan Tambak
Perikanan
Untuk
penerapan strategi industrialisasi sektor perikanan, harus dilakukan revitalisasi
tambak melalui perbaikan infrastruktur berupa saluran primer, sekunder, dan
juga saluran tersier. Hal ini untuk memberi jaminan pasokan air ke petakan
tambak sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan kawasan pertambakan. Untuk
melakukan perluasan pertambakan, perlu mengundang beberapa stakeholder, seperti
dengan Kementerian PU guna memperbaiki saluran irigasi primer dan sekunder dan Ditjen Perikanan
Budi Daya (DJPB) memperbaiki saluran tersier, dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral dalam mengupayakan agar listrik bisa masuk ke
lokasi-lokasi pertambakan. Sebab,
beban biaya listrik lebih murah ketimbang BBM (bahan bakar minyak).
Infrastruktur yang baik dan memadai, tentu akan meningkatkan industrialisasi
sektor perikanan.
Mereka pun Bisa
Tersenyum
Penulis percaya bahwa ketika pembangunan
perikanan Indonesia didasarkan pada polikulturalisasi yang beragam dan ditopang
dengan perluasan tambak, hal ini akan memaksimalkan perindustrian perikanan
yang nantinya akan meningkatkan sektor perekonomian masyarakat petambak dan
nelayan. Ketika perekonomian masyarakat petambak dan nelayan sudah meningkat,
penulis sangat yakin bahwa mereka pun bisa tersenyum, mereka bisa merasakan apa
yang semestinya mereka dapatkan di bumi bahari ini, mereka tidak lagi melihat
kemirisan yang terjadi pada sektor perikanan. Strategi inilah yang menjadi
jawaban untuk peningkatan ekonomi petambak dan nelayan Indonesia.
Harapan kesejahteraan dan kejayaan bagi
nelayan tentunya selalu ada, selalu bersinar di dalam jiwa dan raga para
nelayan di Tanah Air. Untuk itu para pemegang kekuasaan dan wewenang di negara
bahari kepulauan Indonesia ini jangan menyia-nyiakannya. Kebanggaan sebagai
nelayan di Bumi Pertiwi bukan hanya sekadar menjadikan profesi itu sebagai mata
pencahariannya, tetapi juga mencerminkan kecintaan nelayan terhadap budaya dan
kekayaan negaranya.
Kompetisi Penulisan Esai PK-IDENTITAS UNHAS
Sub Tema: Strategi Pengembangan Masyarakat
Petambak dan Nelayan
Penulis :
RIZAL ZEKKY SITORUS
Fakultas :
Pertanian (2011)
Jurusan :
Teknologi Pertanian
Prodi :
Ilmu dan Teknologi Pangan
NIM :
G311 11 254
0 comments:
Post a Comment